Saturday, January 23, 2010
Ulum Quran Team 2010
Wednesday, November 18, 2009
Qiraat Yang Masyhur
Pada pembahasan yang terakhir ini kami menganggap penting untuk membicarakan sekelumit tentang qira'at-qira'at. Bagaimana timbulnya dan siapa tokohnya yang terkenal.
1. Pengertian Qira'at
Al-Qira'at adalah bentuk mashdar dari qara'a - yaqra'u - qirâ'atan. Menurut istilah qira'at ialah salah satu aliran dalam mengucapkan Al-Qur'an yang dipakai oleh salah seorang imam qura' yang berbeda dengan lainnya dalam hal ucapan Al-Qur'anul Karim. Qira'at ini berdasarkan sanad-sanadnya sampai kepada Rasulullah SAW.
2. Apakah pada masa Sahabat sudah ada qari-qari?
Benar ada. Periode qura' yang mengajarkan bacaan Al-Qur'an kepada orang-orang menurut cara mereka masing-masing adalah dengan standard dari masa sahabat yang mulia.
Diantara sahabat yang populer dengan bacaannya adalah: Ubay, Aly, Zaid ibnu Tsabit, Ibnu Mas'ud. Abu Musa al-Asy'ary dan lain-lain. Dari mereka itulah kebanyakan para sahabat dan tabi'in di seluruh daerah belajar. Mereka itu semuanya berpedoman kepada Rasulullah SAW sampai dengan datangnya masa tabi'in pada permulaan abad ke-2 H. Selanjutnya timbul golongan-golongan yang begitu memperhatikan adanya tanda baca secara sempurna manakala diperlukan dan mereka menjadikannya sebagai satu cabang dari ilmu sebagaimana halnya ilmu-ilmu syari'at yang lain.
Bagaimanakah sejarah timbulnya Qira'at??
Telah kami ketahui terdahulu bahwa periodesasi qurra' adalah sejak zaman sahabat sampai dengan masa tabi'in. Orang-orang yang menguasai tentang Al-Qur'an ialah yang menerimanya dari orang-orang yang dipercaya dan dari imam demi imam yang akhirnya berasal dari Nabi.
Sedangkan mushhaf-mushhaf tersebut tidaklah bertitik dan berbaris, dan bentuk kalimat di dalamnya mempunyai beberapa kemungkinan berbagai bacaan. Kalau tidak, maka kalimat itu harus ditulis pada mushhaf dengan satu wajah kemudian ditulis pada mushhaf lain dengan wajah yang lain dan begitulah seterusnya.
Tidaklah diragukan lagi bahwa penguasaan tentang riwayat dan penerimaan adalah merupakan pedoman dasar dalam bab qira'at dan Al-Qur'an.
Kalangan sahabat sendiri dalam pengambilannya dari Rasul berbeda-beda. Ada yang membaca dengan satu huruf sedang yang lain ada yang mengambilnya dan huruf/bacaan. Dan bahkan yang lain lagi ada yang lebih dari itu. Kemudian mereka bertebaran ke seluruh penjuru daerah dalam keadaan semacam ini.
Utsman r.a. ketika mengirim mushhaf-mushhaf ke seluruh penjuru kota ia mengirimkan pula orang yang sesuai bacaannya mempunyai satu segi bacaan dan yang lainnya ada pula yang lebih dari itu. Oleh karena itulah timbulnya banyak perbedaan dan kurang adanya keseragaman antara sesamanya.
Pada masa itu himbauan tokoh-tokoh dan pemimpin ummat untuk bekerja keras sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya sehingga bisa membedakan antara bacaan yang benar dan yang tidak benar. Mereka mengumpulkan huruf dan qira'at, mengembangkan wajah-wajah dan dirayah, menjelaskan yang benar dan yang salah serta yang berkembang dan yang punah dengan pedoman-pedoman yang mereka kembangkan dan segi-segi yang mereka utamakan.(1)
(1). Manahilul 'Irfan, juz I, hal: 407
-http://my.opera.com/iqma_sa/archive/monthly/?day=20071124
Sunday, July 12, 2009
KEAJAIBAN AL-QURAN I'jaz al-Quran
KEAJAIBAN AL-QURAN
- 01-KEAJAIBAN AL-QURAN-I
- 02-KEAJAIBAN AL-QURAN-II
- 03-KEAJAIBAN AL-QURAN-III
- 04-KEAJAIBAN AL-QURAN-IV
- 05-KEAJAIBAN AL-QURAN-V
- 06-KEAJAIBAN AL-QURAN-VI
- 07-KEAJAIBAN AL-QURAN-VII
- 08-KEAJAIBAN AL-QURAN-VIII
- 09-KEAJAIBAN AL-QURAN IX
- 10-KEAJAIBAN AL-QURAN-X
- 11-KEAJAIBAN AL-QURAN-XI
- 13-KEAJAIBAN AL-QURAN-XIII
- 14-KEAJAIBAN AL-QURAN-XIV (AKHIR)
Usefull Links
Sunday, November 9, 2008
Kamus istilah-istilah Al Quran
------------------------------------------------------------------
*AdSense Trick* *masakan-resepi* *Anime-download-upload*
------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------
*AdSense Trick* *masakan-resepi* *Anime-download-upload*
------------------------------------------------------------------
nama-nama surat sudah jelas, berikut ini kami sebutkan surat-surat yang mempunyai lebih dari satu nama:
- At-Taubah: Dinamakan juga Baraa-ah
- Al-Israa’: Dinamakan juga Bani Israil
- Faathir: Dinamakan juga Al-Malaaikah
- Ghaafir: Dinamakan juga Al-Mu’min
- Fushshilat: Dinamakan juga Haa, Miim As-Sajdah
- Al-Insaan: Dinamakan Ad-Dahr
------------------------------------------------------------------
*AdSense Trick* *masakan-resepi* *Anime-download-upload*
------------------------------------------------------------------
Melekatkan dua bibir seperti orang yang hendak mengucapkan dhammah tapi tanpa suara. Dalam riwayat Hafsh, Isymaam hanya terjadi pada kata “تأمنا” dalam firman Allah:
[Yusuf: 11]. Dilekatkannya dua bibir saat mengucapkan nun bertasydid ini untuk menunjukkan bahwa nun pertama adalah dhammah dan diidghamkan (dileburkan) ke nun kedua, aslinya adalah
Tanda Isymaam adalah titik besar yang berlubang tengahnya dengan bentuk tertentu di atas akhir mim, sebelum nun bertasydid, demikian:
Adapun Isymaam yang khusus untuk waqaf (berhenti) adalah melekatkan dua bibir pada saat mengucapkan huruf yang berbaris dhammah dan marfu‘ ketika berhenti padanya. Misalnya pada kata
dalam firman Allah
[Al-Faatihah: 5] setelah menyukunkan nun karena waqaf.
------------------------------------------------------------------
*AdSense Trick* *masakan-resepi* *Anime-download-upload*
------------------------------------------------------------------Memiringkan pengucapan fathah ke kasrah dan pengucapan Alif ke Ya’ tanpa pengubahan penuh, dan isyba‘ yang berlebihan. Imaalah ini adalah Imaalah murni yang juga dinamai dengan Idhjaa‘. Satu-satunya kata yang dibaca dengan Imaalah pada riwayat Hafsh dari 'Ashim adalah
![]()
مَجْرَيهَا pada firman Allah:
![]()
وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَيهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ [Hud: 41]. Di situ fathah Ra’ dimiringkan hingga mendekati bunyi kasrah, dan Alif dimiringkan hingga mendekati bunyi Ya’. Tanda yang menunjukkan hal itu adalah titik besar yang tengahnya berlubang di bawah Ra’dengan bentuk tertentu, demikian: di bawah ra’ titik kosong di tengah dengan bentuk tertentu (
) seperti ini:
![]()
: lihat
Tanda-tanda waqaf.
Juz: Kitab Suci Alquran dibagi menjadi 30 juz yang berdekatan agar mudah dibaca dalam satu bulan. Setiap juz dibagi menjadi dua hizib. Berikut ini permulaan setiap juz yang tiga puluh:
- Awal Al-Fatihah
-
سَيَقُولُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ مَا وَلَّاهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُوا عَلَيْهَا [Al-Baqarah: 142]
-
تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ [Al-Baqarah: 253]
-
كُلُّ الطَّعَامِ كَانَ حِلًّا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ إِلَّا مَا حَرَّمَ إِسْرَائِيلُ عَلَى نَفْسِهِ [Ali Imran: 93], menurut pendapat sebagian ulama dimulai dari ayat 92, yaitu:
-
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ -
وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ [An-Nisaa’: 24]




![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ------------------------------------------------------------------ Al-Huruuf al-Muqaththa‘ah (huruf-huruf terputus): Separuh huruf hijaiah yang menjadi pembukaan dua puluh sembilan surat dalam Al Quran. Seperti, (الم) (كهيعص) (طه) dan sejenisnya. Di dalamnya terdapat isyarat kemukjizatan Alquran. Orang-orang musyrik Arab telah ditantang dengannya, namun mereka tidak sanggup menandingi, padahal ia tersusun dari huruf-huruf yang membentuk bahasa mereka sendiri. Hizib: Setengah juz Rasam Usmani: Ilmu yang dengannya diketahui perbedaan penulisan Mushaf Usman dengan kaedah-kaedah penulisan Arab yang biasa. Ruku‘: Di daerah anak benua India, Mushaf dibagi ke dalam ruku‘-ruku‘. Yaitu beberapa ayat yang sebaiknya dibaca dalam satu rakaat. Ditandai dengan huruf ع [‘Ain] yang diletakkan di pinggir kanan dan kiri Mushaf. As-Sab‘uth Thiwaal (Tujuh surat yang panjang) , yaitu: Surat Al-Baqarah, Ali ‘Imran, An-Nisaa’, Al-Maaidah, Al-An‘aam, Al-A‘raaf dan yang ketujuh adalah; Al-Anfaal dan At-Taubah digabung atau surat Yunus. Sujud Tilawah: Sujud yang disunahkan pada saat membaca atau mendengar beberapa ayat tertentu dalam Alquran. Jumlah ayat-ayat itu adalah lima belas, yaitu: Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nyalah mereka bersujud. [Al-A‘raaf: 206] Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari. [Ar-Ra‘d: 15] Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. [An-Nahl: 50] Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk [Al-Israa’: 109] Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi ni`mat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis [Maryam: 58]Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki [Al-Hajj: 18] Hai orang-orang yang beriman, ruku`lah kamu, sujudhah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan [Al-Hajj: 77] Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Sujudhah kamu sekalian kepada Yang Maha Penyayang”, mereka menjawab: “Siapakah yang Maha Penyayang itu? Apakah kami akan sujud kepada Tuhan Yang kamu perintahkan kami [bersujud kepada-Nya]?”, dan [perintah sujud itu] menambah mereka jauh (dari iman) [Al-Furqaan: 60] Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai ‘Arsy yang besar”. [An-Naml: 26] Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, sedang mereka tidak menyombongkan diri [As-Sajdah: 15] Daud berkata: “Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini”. Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat. [Shaad: 24] Jika mereka menyombongkan diri, maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu [Fushshilat: 38] Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia) [An-Najm: 62] Dan apabila Al Qur'an dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud [Al-Insyiqaaq: 21] sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan) [Al-‘Alaq: 19] Demikianlah ayat-ayat sajdah itu, selanjutnya perlu diketahui bahwa ayat sajdah kedua dalam surat Al-Hajj, ayat-ayat sajdah yang berada pada surat Shaad, An-Najm, Al-Insyiqaaq, dan al-‘Alaq diperselisihkan oleh para ulama. Sebagai tanda ayat-ayat sajdah itu adalah gambar mihrab pada akhir setiap ayat dan ditulis kata سجدة pada pinggir halaman. ------------------------------------------------------------------
Adh Dhabth (Ortografi): Suatu ilmu yang dengannya diketahui hal-hal yang menunjukkan kepada keadaan-keadaan huruf yang berupa; fathah, dhammah, kasrah, sukun, tasydid, panjang dan lain sebagainya. Dinamai juga dengan Syakl (baris = harakat) Tanda-tanda waqaf (berhenti): Tanda-tanda yang diletakkan di Mushaf agar pembaca mengetahui letak waqaf dan washl (terus). Tanda-tanda ini berjumlah enam, seperti berikut ini:
Qiraat (bacaan): Perbedaan kata-kata wahyu dalam lafal, membawakan, dialek dan posisi dalam kalimat yang kesemuanya diriwayatkan secara mutawatir dari Nabi saw. Qiraat terkenal: Qiraat yang terkenal ada sepuluh, masing-masing dinisbahkan kepada seorang imam qiraat, yang terkenal dengan dua orang rawi. Berikut ini, nama-nama imam tersebut beserta para perawi mereka:
Mu‘anaqah: Lihat Tanda-tanda waqaf Mu‘awwidzatain: Surat Al-Falaq dan An-Naas Al-Mufashshal: Semua surat mulai dari surat Qaaf sampai akhir An-Naas. Hal ini menurut pendapat yang kuat. Ia terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu:
Manzil: Di kawasan anak benua India Alquran dibagi menjadi tujuh bagian yang hampir sama. Bagian itu dinamai dengan manzil. Tujuannya adalah untuk memudahkan pembacaan Alquran dalam tujuh hari. Berikut ini awal tiap manzil itu:
------------------------------------------------------------------ |